13 December 2011

Rahsia Manhaj Rabbani


1. Agama dan amanah

Rasulullah saw bersabda :

لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِينَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ (رواه أحمد والبيهقي)

“Tidak sempurna iman seseorang yang tidak bisa memikul amanah, tidak sempurna agama seseorang yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)

Sikap amanah dan tepat janji, adalah dua sifat yang saling berkaitan, apabila ada amanah pasti ada sikap menepati janji, jika satu sifat hilang maka hilang pula yang lain, seseorang dikatakan amanah apabila ia mampu menaepati janji dan ucapannya di hadapan orang lain, sebaliknya seseorang dikatakan menepati janji jika ia memiliki karakter amanah dalam dirinya.

Keduanya adalah sifat utama yang harus terbangun dalam kepribadian setiap muslim. Keduanya adalah sifat wajib yang punya kaitan erat dan langsung dengan keimanan muslim kepada Allah swt.

Pentingnya sifat ini dan wajibnya karakter ini bagi setiap muslim, karena Allah swt telah mewajibkan setiap hamba untuk beriman kepada-Nya dan beriman kepada hari penghitungan amal, surga dan neraka, agar hati mereka selalu dalam kondisi sadar dan yakin bahwa Allah pasti melihat dan memperhitungkan seluruh amal perbuatan mereka, apabila baik baiklah balasannya, apabila buruk amaka buruklah balasannya, sehingga hidup mereka selalu istiqamah dalam menapaki jalan yang lurus, atas dasar saling menasehati dan jauh dari sikap dhalim dan menipu.

Apabila kita menyatakan diri iman keada Allah dan rasul-Nya, yakin dengan hari akhir, lalu mengkhianati kepercayaan seseorang, menipu dan mencederai janji nya, maka sejatinya ada kontradiksi kepribadian dalam diri kita. Ketika hati kita yakin akan kebenaran iman kepada Allah, pasti kita merasa bahwa Allah menyaksikan dan membalas apa yang kita lakukan, sehingga menjadi penghalang utama bagi dosa-dosa yang mencelakakan kita.

Seseorang yang tidak membuat saudara muslimnya merasa aman dan percaya dari kata-kata yang ia dengar, hubungan yang jujur, hak dan harta yang ia percayakan keamanannya, musyawarah yang tulus, maka orang tersebut tidak jujur dalam imannya dan tidak jujur dalam memperlihatkan rasa takutnya kepada Allah swt.

Apalah artinya kita memperlihatkan keimanan kita kepada Allah, tenggelam dalam tasbih dan dzikir kepada-Nya, atau menjulangkan menara masjid ke angkasa raya, sementara hati kita kosong dari rasa khawatir dan takut akan siksa Allah yang membawa kita untuk bersikap amanah di antara kita, dan jujur dalam hubungan social.

Syariat Islam pada dasarnya membawa manusia menapaki jalan yang benar yang menjamin makna kebahagiaan bagi individu dan masyarakatnya. Betapa banyak orang yang mengambil agama ini hanya sebatas teks dan jauh dari penerapannya dalam kehidupan nyata.

Kita tidak bisa membayangkan bagaimana masa depan masyarakat yang tidak memiliki sikap amanah dan tepat janji.

Masa depan masyarakat seperti ini akan suram dan berantakan, krisis kepercayaan melanda semua anggota masyarakat, setiap orang tidak pernah percaya dengan kata-kata yang ia dengar, bisnis yang dijajakan dan setiap nasehat yang diterimanya.

Masa depannya adalah setiap hubungan tidak ada yang murni dan membuka jalan bagi kebaikan dunia maupun akhirat, kalaupun itu terjadi maka hanya beberapa hari saja, kemudian lahirlah pengkhianatan dan penipuan antara satu denga yang lain, berantakanlah seluruh ikatan dan hati pun membara dengan api kedengkian dan kebencian, jauh dari semangat kerjasama dan cinta antara mereka.

Tersebutlah Muhammad bin al Munkadir ra, seorang pedagang jujur, tidaklah berkeliling selama berhari-hari di pasar-pasar dan pelosok perkampungan, mencari seorang badui yang telah membeli dari karyawannya barang dagangan dengan harga yang lebih tinggi dari harga bandrolnya, demi untuk mengembalikan sisa uang yang ia dapatkan karena kesalahan harga, kecuali karena didorong oleh rasa takut kepada Allah yang mengharu biru hatinya.

Para khalifah yang adil dan yang mengikuti mereka, tidak merasa aman dalam memberikan putusan di antara manusia, keculai jika rakyatnya memiliki iman kepada Allah dan merasakan pengawasan-Nya, berkembanglah rasa percaya dan kejujuran di antara mereka.

Dan tidak heran jika Rasulullah saw bersabda :
“Tidak sempurna iman seseorang yang tidak bisa memikul amanah, tidak sempurna agama seseorang yang tidak bisa dipegang janjinya.”

(Bersambung, InsyaAllah)

28 June 2011

Seribu Bayangan

Kau masih menduga sehingga kini,
Andaiku bersenda dengan teka-teki.
Seribu bayangan aku gambarkan,
Namun masih kau tak mengerti.

Kita seringkali menduga-duga, apakah Allah menyayangi kita. Kerana kerapkali kita meminta tidak dapat kita lihat makbulnya, kerana kerapkali kita diuji dan dicuba terasa perit dihati dan di dada, kerana kerapkali kita terbelenggu aqal dan kata tiada jawaban yang dapat kita lontarkan.

Namun ikhwati Ilallah, Allah SWT telah menunjukkan kepada kita tanda-tanda kasih dan cinta Dia kepada kita. Selama kita hidup di muka dunia, tidak pernah lekang kasih dan cinta Allah kepada kita. Apakah kita sedarinya?

Mungkin kerana mata hati kita yang buta. Kerana pandangan mata hati yang tumpul dan terlumur dosa noda, membataskan pandangan kita pada kasih sayang Allah. Ikhwati Ilallah, tidakkah dapat kita perhatikan bahawa Allah sangat mencintai kita? Dengan segala apa yang berlaku, adalah pembuktian cinta-Nya kepada kita. Benar, atas segala apa yang berlaku adalah pembuktian bahawa Allah mencintai hamba-hamba-Nya.

Katakan kita ditimpa musibah, itu merupakan peringatan Allah kepada kita supaya kembali mengingati-Nya dan bermuhasabah diri. Kesusahan yang kita hadapi dalam hidup akan menyebabkan kita merasa kerdil dan rasa kebergantungan pada Allah menjadi lebih dalam. Kejadian yang menyedihkan akan memberikan kita sentuhan perasaan bahawa sehebat manapun manusia, namun segalanya adalah hak mutlak Allah sahaja. Ikhwati Ilallah, bukankah itu merupakan pembuktian rasa cinta daripada Sang Pencipta Cinta kepada kita para hamba-Nya? Ataukah hati kita masih buta dan samar dalam memahami hakikat cinta daripada Allah Subhanahu wa Taala.

Sedalamnya lautan tingginya bulan,
Bisa disentuh dengan pengetahuan,
Sepahitnya hempedu bisa ditelan,
Andai itulah penawarnya.

Ikhwati Ilallah, sungguh jalan menuju Allah itu amat sudah, sukar, penuh onak duri dan mehnah juga tribulasi. Penggunaan perkataan untuk menggambarkan bagaimana ujian dan cubaan dalam menapaki jalan menuju Allah tidak dapat menggambarkan kisah perjalanan yang sebenar. Namun ubat kepada kesusahan itu adalah dengan aqidah yang benar. Aqidah yang benar inilah yang akan memberikan kita penawar tika kaki kita sudah perit untuk melangkah. Aqidah yang benarlah yang akan menggerakkan kaki yang perit, menebalkan azam hati yang menipis, memaniskan perasaan yang kian tawar untuk terus istiqamah dan beristimrar di atas jalan Allah ini.

Baja kepada aqidah ini adalah ilmu. Ilmulah yang menjadi penyubur kepada aqidah yang benar tadi. Ilmulah yang akan memberikan tenaga dan momentum 'extra' untuk kita makin kuat, makin teguh dan makin melaju di atas jalan dakwah dan tarbiyah ini. Sehebat manapun kesusahan yang kita hadapi, namun sekiranya keyakinan kita bahawa syurga Allah menanti bagi orang yang taat, tsabat dan sabar dalam memperjuangkan dan berjihad di jalan Allah, maka semena-mena kesusahan itu berubah menjadi roti yang manis yang bersedia untuk kita telan. Ataupun menjadi air sejuk yang menjadi dambaan setiap musafir yang sesat diperjalanan. Itulah dia penawarnya. Seandainya kita mengerti maksud disebalik ujian yang berlaku...

Bukan sengaja aku merahsiakan cinta,
Namun curiga kau kan tersalah sangka,
Kerana kita rasa bangga bila dipuja,
Dan rasa keji bila dihina,

Kerana kita menolak segala bencana,
Dan asyik bergembira dengan nikmat-Nya,
Sedangkan semua ini adalah takdir-Nya,
Dan kita harus bersyukur sentiasa,

Manusia seringkali menginginkan sesuatu yang mudah, tidak kiralah apapun ianya yan mudah itu. Rezeki yang mudah, tugasan yang mudah, hidup yang mudah dan segala yang mudah-mudah belaka. Sesuatu yang mudah itu, akan memberikan kesan terhadap hati dan iman kita. Akan menyebabkan kita lalai dan leka dalam kehidupan yang segalanya mudah, senang, dan menyeronokkan. Namun kita benci dengan kesusahan. Benci dengan ujian. Sedangkan dengan ujian itulah yang akan mematangkan kita. Dengan ujian itulah yang akan menambahkan kesan pada hati dan memberikan impak positif pada perasaan. Dan dengan ujian itulah kita dapat mencatat suatu catatan yang berharga dalam diari kehidupan.

Ikhwati Ilallah, untuk hidup susah, manusia perlu belajar dan mempraktikkannya untuk mendapat pengalaman dan 'feel' hidup susah. Inilah persediaan kita sebagai seorang dai, yang siap untuk diperintahkan apa saja demi dakwah. Siap memenuhi apa saja tugasan demi dakwah. Rela mengorbankan harta bahkan jiwa sekiranya itu yang dituntut oleh dakwah. Namun ikhwati Ilallah, untuk hidup senang, manusia itu tak perlu belajar dan diajar. Kerana fitrah manusia itu sendiri yang akan menyesuaikan dirinya dengan kesenangan.

Bukannya teka-teki gurauan hati,
Sekadar melindung kasih yang tersembunyi,
Bukan mudah mencari kasih abadi,
Dalam terang ia sembunyi.....

Ikhwati Ilallah, sedarlah kita bahawa mardhatillah itu bukannya teka-teki, syurga dan neraka itu bukannya ilusi, buruk baik itu hakiki. Cuma, tidak terlihat oleh mata kita kerana ianya menjadi tawaran, ganjaran dan ujian kepada seluruh manusia jagat raya. Supaya kita mengingat Allah sentiasa, waspada dengan kemurkaan-Nya dan rindu akan pertemuan dengan-Nya. sungguh, syaitan akan membuka jalan gurauan dilaluan hidup kita, syaitan akan membuka jalan lain yang kelihatannya senang, manis, riang dan bahagia, namun terselindung disebalik semuanya adalah sengsara. Syaitan akan berusaha sedaya mungkin agar kita turut bersama dia terjerumus kelembah hina dan siksa - neraka.

Kerana itu ikhwati Ilallah, persiapkanlah diri dalam menghadapinya. Kencangkan ikatan iman kita kala menapak di jalan Allah. Gigitlah tali iman sekeras-kerasnya, gunalah gerahammu untuk memegang dan menggigitnya. Kerana jalan yang akan kita tapaki itu jauhnya tidak terkira, dalamnya tak terhingga, luasnya saujana mata, namun kenikmatannya tidak terhingga, bahagia bila mana bertemu Dia meluruhkan perit di dada. Sungguh jalan ini tidak mudah, namun penuh saadah.

Andainya kita mengetahui hakikat sebenarnya cinta Allah pada kita......

11 June 2011

ISLAM : Antara Isu Melayu Dan Kualiti

Pada minggu ni, ii antara komen yang menarik untuk aku bahaskan pada semua. Komen ini aku dapatkan daripada buku muka seorang Ustaz. Dia mengeluarkan suatu kenyataan, kemudian direspon oleh rakan-rakan yg lain dalam buku muka-nya dan akhirnya terpacullah isu berkenaan orang Melayu. Ada pro & kontranya. Jadi, mari kita analisis bersama.

"Syubhat musyrikin, Kami tidak menyembah berhala tetapi sekadar menjadikannya perantara kami dengan Allah. Termasuklah syubhat juga Kami tidak menolak poligami tetapi kami yakin suami kami tidak mampu ! Ingatlah mengharamkan apa yang halal samalah dengan syirik " (X)

"KAlau Melayu teruk, apa hasil dari Melayu pun teruk...jangankan poligami..kahwin, belajar dan mendidik anak-anak pun teruk.." (X)

"Saya Melayu dan saya Muslim yg baik... jgn selalu mendowngradekn bangsa sendiri. Melayu yg kita tgk teruk tu sbb depa2 ni yg terpapar di muka2 akhbar n media.. yg baik2 dan soleh2 x de plak nk dihebah2kan..." (Y)

"Prof Ungku Aziz pun mengakui bahawa orang Melayu kita teruk dan perlu dipaksa untuk berubah pemikirannya ke arah yg lebih baik. Apa pun Ust, usaha nak mengubah orang Islam Melayu ini sangat payah dan mencabar, kerana dah lama sangat hidup ditipu penjajah dgn segala bentuk yg nampak senang, jadi nak berubah pun depa payah sebab nak kena mujahadah menghadapi kesusahan. Bagi yg berjaya, anda adalah org Islam Melayu baru, bukan Islam Melayu yg dididik penjajah." (Z)

Aku terpanggil untuk menulis berkenaan isu ini. Kerana, dalam keghairahan sesetengah manusia untuk bangkit menjelaskan kelemahan dan kebobrokan orang Melayu (pent: dibaca bersama Islam), terdapat juga sesetengah manusia yang menyanggah pernyataan-pernyataan tersebut. Jadinya bagaimana?

Pertama kalinya, mari kita selami, apakah benar permasalahan yang dibangkitkan sesetengah pihak berkenaan dengan Melayu ? Ataukah, mereka hanya sekadar mengungkapkan keburukan orang Melayu.Ataukah memang orang Melayu kini sudah berada di satu tahap yang amat membanggakan sehingga sebarang pernyataan mengungkapkan keburukan dan bebobrokan orang Melayu itu sekadar fitnah yang ingin 'mendowngrade' kan orang Melayu ?

Ikhwati Ilallah.

Aku berpendapat (pandangan peribadi), sepatutnya, sebarang konotasi negatif yang disampaikan oleh sebarang medium (akhbar, radio, internet, individu) berkenaan orang Melayu sepatutnya dipandang secara positif. Ini kerana, sebarang pernyataan itu perlu dianalisis secara mendalam untuk kemudiannya diusahakan sebarang tindakan susulan. Kalau difikirkan, mengapa sesuatu kenyataan itu dikeluarkan, aku kira kerana dua sebab. Pertamanya kerana prihatin dengan keadaan yang melanda umat Melayu pada masa sekarang. Keduanya kerana dengki dengan apa yang diperoleh oleh umat Melayu. Yang mana yang betul dan yang mana yang salah akan kita siasat di perenggan seterusnya insyaAllah.

Jadi selepas melihat pernyataan yang dikeluarkan (tidak kiralah daripada mana-mana sumber sekalipun), mari kita selami, apakah benar suara-suara yang berbunyi itu ? Untuk lebih adil, maka perlulah kita menggunakan dalil dan fakta yang tersedia dalam saluran yang kita ada. Walaupun tak perlu menggunakan fakta dan nombor (facts and number), kerana realiti yang ada begitu jelas, namun perlu juga kita gunakan fakta dan nombor itu untuk membuka mata pihak-pihak yang terlibat.

Baru-baru ini heboh diperkatakan berkenaan dgn Kelab Isteri Taat. Fakta yag dikeluarkan sangat membimbangkan iaitu perceraian pada kadar setiap 15 minit dan kelahiran anak zina/tidak sah taraf pada kadar setiap 17 minit.

Kadar penagihan narkotik orang selain Melayu adalah pada kadar 15%-20% dan selebihnya adalah orang-orang lain (tak taulah org mana nih -pinjam perkataan Datuk Paduka Husam Musa ). Kadar keciciran pendidikan, kadar masalah sosial, kadar jenayah, kadar ponteng sekolah, kadar mengular waktu kerja, kadar...kadar...kadar...

Semuanya menunjukkan bahawa orang Melayu menjuarai semuanya. Dan ini menunjukkan apa ? Angka sebegini menunjukkan orang Melayu sedang menuju kepada kehancuran akidah, keruntuhan nilai dan kecairan peribadi.

Jadi, apakah pernyataan berkenaan kebobrokan dan keruntuhan nilai orang Melayu itu fitnah dan memburuk-burukkan orang Melayu ? Aku tak fikir begitu. Tapi apakah tiada orang Melayu yang baik dan berkualiti tinggi? Ya mengapa tidak, dalam setandan kelapa tidak semuanya 'dimakan bulan' (rosak). Namun fakta menunjukkan orang Melayu yang sakit jauh lebih ramai daripada orang Melayu yang baik dan berkualiti tinggi ini. Bukan sekadar retorik, tetapi inilah dianya kenyataan pahit yang harus kita telan bersama. Kerana aku juga orang Melayu.

Apa yang paling penting sekarang, bukan siapa paling benar dalam mengeluarkan kenyataan. Tetapi apa yang kita perbuatkan untuk mengubah lanskap orang Melayu itu sendiri. Bukan dengan berpolitik, bukan dengan berseminar, berkertas-kerja, berceramah dan segala yang seumpamanya. Tetapi dengan ISLAM. Ya dengan ISLAM. Dengan TARBIYAH QUR'ANIYAH, melalui siraman ruhaniyyah dan jasmaniyyah dengan air ke-ISLAM-an lah yang layu akan kembali segar, yang kuning akan kembali menghijau, yang lemah akan menggoncang dunia.

Tanpa ISLAM, lupakan segala yang indah-indah yang telah digapai para pendahulu yang sholeh. Jadi, cukuplah berkata-kata, marilah berbuat semampu mungkin, sehingga habis segenap daya upaya kita bangkitkan ISLAM, dalam tubuh ummat Islam, tidak kiralah dia itu Melayu, Cina, India atau Eskimo sekalipun. Asalkan dia ISLAm, maka menjadi tanggungjawab kita untuk bangkit, menyeru, menyedarkan dan melakukan perubahan.

p/s : Saya lebih bangga dengan ke-ISLAM-an berbanding sesetengah orang Islam yang bangga dengan ke-Melayu-an-nya.

01 June 2011

Buat Yang Paling Aku Sayangi.....

Buat diri yang aku sayangi,
Buat diri yang menjadi pakaianku,
Buat diri yang menjadi ibu kepada anak-anakku,
Buat diri yang rela bersengkang mata untukku,
Buat diri yang menjadi pengingat pada ku tika aku lupa,
Buat diri yang tidak jemu mendoakan kebaikan dan kejayaanku,
Buat diri yang selalu mengejutkanku untuk bangun bertahajud,
Buat diri yang menguatkanku tika aku lemah
Buat isteri yang aku cintai kerana Allah, Rasul dan Jihad...

"SELAMAT HARI LAHIR"

Semoga dengan bertambahnya umurmu, akan bertambah jua kesungguhanmu untuk menggapai syurga Allah, akan bertambah lagi keikhlasanmu untuk memberikan khidmat kepada Allah, Rasul, Dakwah, Jihad dan suamimu, akan bertambah lagi kesabaranmu dalam menempuh kehidupan yang punya seribu satu ragam dan mehnah,akan bertambah lagi kasihmu pada binaan halaqahmu, mad'u dakwahmu dan ikhwah akhowat seperjuangan, akan bertambah peka hatimu pada keprihatinan umat ini, dan yang paling penting makin kukuh dan tsabat dirimu dalam JALAN DAKWAH ILALLAH INI.....

Daripada suamimu.....
AAM

03 January 2011

Tahun Baru Masihi....


Assalamua'laikm WBT.

Alhamdulillahi robbil 'alamiin, assholatu wassalamu 'ala Rasulillah, wa 'ala aalihi wa shohbihi ajmain.

Amma ba'du,

Akhirnya hadir juga tahun baru masihi Januari 2011. Selepas setahun berlalu, kita bertemu dengan Januari 2010, selepas pelbagai sepak terjang kehidupan kita hadapi di tahun 2010, selepas kita bergelut dengan kepayahan dalam kenikmatan di tahun 2010, selepas kita berjuang dengan air mata dan darah untuk kembali menghidupkan dakwah yang telah terpukul badai di tahun 2009-2010, selepas kita menikmati pelbagai kisah suka dan duka perjalanan dakwah ikhwah akhowat di tahun 2010.

Maka sekarang, Allah SWT kembali memberikan kepada kita buku tulis baru untuk 2011. Allah SWT memberikan kita diari baru untuk 2011. Allah memberikan kita pena baru untuk 2011, selepas pena yang lepas kehabisan tintanya. Allah memberikan kepada kita juga jurutulis-jurutulis baru untuk tahun 2011, untuk menuliskan keberadaan mereka - darah-darah baru dalam dunia dakwah disamping jurutulis-jurutulis lama yang bersiap-siaga untuk terus menulis dengan tinta darah perjalanan kehidupan mereka di atas jalan dakwah.

Kini, ikhwah akhowat sekalian, ayuh pergunakan buku baru yang Allah berikan untuk kita. Ayuh meng-optimal-kan diari baru untuk kita tulis kisah-kisah baru untuk tatapan mujahid-mujahidah akan datang dalam dunia dakwah. Ayuh gunakan tinta darah dan pena untuk kita nukilkan atas warkah sejarah akan perjuangan kita. Kerana tahun baru ini terbentang seribu satu peluang untuk kita meningkatkan militansi dakwah kita. Kerana pada tahun baru ini, nafas masih lagi Allah berikan pada kita supaya kita menambahkan amal-amal kita sebelum ditarik pinjaman nafas ini.

Ayuh, tinggalkan keraguan, jangan tersibukkan dengan hal yang tidak penting, bangkitkan semangat dan militansi dalam berdakwah. Dan yakinlah bahawa Allah, pasti akan memberikan bantuan dan petunjuk-Nya, untuk membimbing kita mendapatkan kejayaan yang hakiki.

Allahummanshuuril Isalama wal muslimeen,
Allahummanshuril adduatu wal mujahideen fi kulli makaan,
Allahummanshuril mujahideen fi Filisteen, fi Iraq, fi Afghan, fi Sheeshan, fi Kashmir, fi Thailand, fi Philipines, fi Malaysia, fi kulli makaan wa fi kulli zamaan wa fi kulli haal.

Allahumma zuqna syahadah.....